KUTARAJAPOST.COM – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A., menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam pengembangan budaya industri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai upaya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. Pernyataan ini disampaikan saat membuka acara Peningkatan Kapabilitas Kepala SMK se-Aceh yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Aceh pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Dalam sambutannya, Marthunis menyampaikan bahwa kepala SMK perlu mengadopsi peran sebagai Chief Executive Officer (CEO) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sekolah. Ini bertujuan agar siswa dapat memperoleh pengalaman kerja yang nyata, sehingga siap untuk beradaptasi dengan dunia industri setelah lulus.
“SMK harus bertransformasi menjadi tempat di mana siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga membangun budaya industri dan pengalaman kerja yang relevan. Kami mendorong SMK untuk beralih menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar lebih fleksibel dalam beroperasi sebagai unit produksi,” ungkapnya.
Marthunis menekankan tiga fokus utama bagi SMK: kompetensi lulusan, penyerapan lulusan di dunia kerja, dan keselarasan antara SMK dan industri. Dalam hal ini, kepala SMK memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumber daya sekolah, termasuk guru, fasilitas, dan anggaran, agar menghasilkan lulusan yang kompetitif di pasar kerja.
“Kita harus memastikan bahwa lulusan SMK dapat langsung terjun ke dunia kerja, melanjutkan pendidikan, atau bahkan menjadi wirausaha. Indikator keberhasilan kita terletak pada kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan tersebut,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sertifikasi sebagai bagian dari penilaian kompetensi siswa, yang akan meningkatkan daya saing mereka di dunia kerja. “Sertifikasi lulusan harus menjadi prioritas utama kita,” jelasnya.
Lebih jauh, Marthunis menekankan bahwa peningkatan kapabilitas kepala sekolah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan akuntabilitas dan integritas dalam pengelolaan SMK. Kepala SMK diharapkan terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan industri agar dapat mengelola lembaga pendidikan secara profesional.
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan bagi kepala sekolah untuk mengembangkan SMK menjadi lembaga yang unggul dan berbasis industri, serta melahirkan lulusan yang kompeten sesuai dengan tuntutan pasar,” paparnya.
Ketua Musyawarah Kerja Sekolah (MKS) SMK Aceh, Tarmidhi, S.ST., M.SI., yang juga menjabat sebagai Kepala SMKN 2 Meulaboh, melaporkan bahwa kegiatan ini berlangsung dari 1 hingga 4 Oktober 2024 dan dihadiri oleh kepala SMK dari berbagai wilayah di Aceh.
Tarmidhi menegaskan pentingnya kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan dalam pendidikan vokasi. “Dengan kerja sama yang kuat, kita dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dan memperkuat fondasi pendidikan di Aceh menuju arah yang lebih baik,” ujarnya.
Melalui kegiatan peningkatan kapabilitas ini, diharapkan pendidikan vokasi di Aceh dapat semakin berkualitas dan siap menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.