• Redaksi
  • Iklan di Kutarajapost
  • Peraturan Media Siber
  • Karir
  • Hubungi Kami
Minggu, Oktober 12, 2025
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
YOUTUBE
Kutarajapost - Berita Aceh dan Nasional
  • Home
  • Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Barat Daya
    • Aceh Jaya
    • Aceh Selatan
    • Aceh Singkil
    • Banda Aceh
    • Subulussalam
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • PILKADA ACEH 2024Trending
  • Home
  • Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Barat Daya
    • Aceh Jaya
    • Aceh Selatan
    • Aceh Singkil
    • Banda Aceh
    • Subulussalam
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • PILKADA ACEH 2024Trending
No Result
View All Result
Kutarajapost - Berita Aceh dan Nasional
No Result
View All Result
Home Aceh

Air dalam Ancaman: Menjaga Kualitas dan Kuantitas SDA demi Kehidupan Masyarakat Aceh

Air dalam Ancaman: Menjaga Kualitas dan Kuantitas SDA demi Kehidupan Masyarakat Aceh

Aqila Salsabila by Aqila Salsabila
24/06/2025
in Aceh, Nasional
Reading Time: 3 mins read
121 5
0
Air dalam Ancaman: Menjaga Kualitas dan Kuantitas SDA demi Kehidupan Masyarakat Aceh
168
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Air adalah kebutuhan dasar yang menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat: dari dapur rumah tangga, sawah-sawah petani, industri kecil, hingga masjid dan sekolah. Di Aceh, limpahan air tampak seperti berkah yang tak habis-habis. Namun, ancaman terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air kini semakin nyata—dan mengganggu sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Ketika Air Tak Lagi Terjamin

BacaJuga

XML-RPC Test Post

DPW Tani Merdeka Kalsel dan Bulog Sepakat Jaga Harga Gabah

Secara kuantitas, Aceh memiliki ratusan sungai, termasuk Krueng Aceh, Peusangan, dan Meureubo, serta potensi air tanah yang luas. Tapi dalam praktiknya, distribusi air tidak merata. Di satu wilayah banjir, di wilayah lain justru kekeringan. Warga di perbukitan dan kawasan pedalaman masih kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau.

Lebih ironis lagi, saat musim hujan sekalipun, banyak masyarakat di kawasan padat penduduk mengeluhkan air bersih PDAM yang keruh, bahkan terhenti total. Air yang mestinya melimpah justru tidak bisa dikonsumsi. Beberapa warga harus membeli air galon setiap hari atau menimba dari sumur tua yang tidak terjamin kebersihannya.

Kondisi ini dirasakan terutama oleh keluarga berpenghasilan rendah, yang tidak memiliki alternatif akses air selain PDAM. Bagi mereka, persoalan air bukan hanya ketidaknyamanan, tapi masalah keuangan, kesehatan, dan martabat.

Di sisi lain, kualitas air sungai dan air tanah terus menurun akibat pencemaran limbah, sedimentasi, dan buruknya sanitasi. Sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan kini dijauhi karena berbau, keruh, atau bahkan penuh sampah.

Bagi petani, kualitas air irigasi sangat menentukan hasil panen. Air yang tercemar dapat merusak tanaman dan produktivitas. Bagi warga kota, air rumah tangga yang tidak layak konsumsi berdampak langsung pada kesehatan—diare, infeksi kulit, bahkan stunting.

Kenapa Kuantitas dan Kualitas Air Merosot?

Ada beberapa faktor yang memperburuk situasi:

  • Penggundulan hutan di daerah hulu menyebabkan volume air menjadi tidak stabil: banjir saat hujan, kering saat kemarau.
  • Alih fungsi lahan dan pembangunan tanpa konservasi mengurangi daerah resapan air.
  • Kurangnya pengelolaan limbah rumah tangga dan industri, menyebabkan pencemaran air sungai dan air tanah.
  • Infrastruktur distribusi air yang belum merata, terutama di kawasan pelosok dan dataran tinggi.
  • Minimnya edukasi masyarakat tentang menjaga sumber air.

Kuantitas dan kualitas air bukan hanya isu teknis, tetapi menyangkut keadilan sosial dan ketahanan masyarakat. Yang paling terdampak adalah masyarakat kecil—petani, warga pinggiran kota, dan komunitas adat yang menggantungkan hidupnya dari alam.

Solusi Kolektif: Peran Pemerintah dan Masyarakat

Masalah air bersih bukan hanya soal pasokan, tetapi menyangkut tata kelola, ketepatan perencanaan, dan kepedulian sosial. Karena itu, diperlukan langkah nyata dari semua pihak, dengan peran yang saling menguatkan.

🔷 Pemerintah Daerah dan PDAM:

  • Melakukan modernisasi sistem distribusi air, termasuk peningkatan kualitas instalasi pengolahan agar tetap optimal meski saat musim hujan.
  • Menyediakan cadangan air bersih dan sumur bor strategis di titik rawan kekeringan atau gangguan distribusi.
  • Melakukan perawatan dan pengawasan rutin terhadap kualitas air—bukan hanya memenuhi kuota distribusi, tapi memastikan air benar-benar layak konsumsi.
  • Meningkatkan transparansi dan pelibatan warga dalam pemantauan layanan air, misalnya melalui pelaporan berbasis aplikasi.
  • Mendorong konvergensi kebijakan antara sektor air minum, lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

🔷 Masyarakat:

  • Aktif menjaga sumber air lokal, tidak membuang limbah ke sungai, dan berpartisipasi dalam kegiatan bersih sungai atau konservasi air.
  • Membentuk kelompok swadaya air di tingkat desa atau mukim, untuk mengelola cadangan air lokal seperti sumur atau tandon kolektif.
  • Menerapkan pola konsumsi air yang hemat, bijak, dan higienis—termasuk menyaring air hujan sebagai alternatif saat air PDAM terganggu.
  • Menjadi bagian dari solusi: mengedukasi sesama warga, mendukung kebijakan berbasis lingkungan, dan mengawal akuntabilitas pelayanan publik.
  • Sinergi inilah yang dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap sistem pelayanan air bersih dan memastikan hak atas air tidak hanya berlaku bagi warga kota besar, tetapi juga masyarakat pelosok.

Perspektif Islam: Air adalah Hak Bersama

Islam mengajarkan bahwa air adalah milik umum dan amanah yang harus dijaga. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api.” (HR. Abu Dawud). Mengelola air dengan adil berarti tidak boleh ada warga yang kekurangan air karena kelalaian atau keserakahan pihak lain.

Dalam konteks Aceh, nilai-nilai Islam dan kearifan adat seperti lembaga mukim dapat menjadi basis sosial dalam menjaga sumber air, mencegah pencemaran, dan memastikan distribusi yang merata.

Penutup: Menjaga Air, Menjaga Kehidupan

Kualitas dan kuantitas air menentukan kualitas hidup masyarakat. Jika air kita tercemar atau tak tersedia, maka kehidupan ekonomi, sosial, dan spiritual pun terganggu. Karena itu, menjaga air bukan hanya tugas teknokrat, tetapi kewajiban bersama yang menyangkut masa depan kita semua.

Sudah saatnya kita bertindak sebelum krisis air menjadi bencana sosial. Air adalah kehidupan—dan kehidupan harus kita jaga bersama, dari hulu ke hilir.

Oleh Eva Herlina, ST, MT

Dosen Teknik Sipil DPK Universitas Abulyatama, Pemerhati Lingkungan dan Sosial

Tags: air
Share27Tweet17

Berita Lainnya

XML-RPC Test Post

by Zulkarnain
01/10/2025
0
120

Automated test via XML-RPC.

DPW Tani Merdeka Kalsel dan Bulog Sepakat Jaga Harga Gabah

DPW Tani Merdeka Kalsel dan Bulog Sepakat Jaga Harga Gabah

by Aqila Salsabila
15/09/2025
0
154

KUTARAJAPOST - Pengurus DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bersilaturahmi dengan Perum Bulog Kanwil Kalsel. Pertemuan berlangsung di kantor...

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Sudaryono Dukung Tani Merdeka Indonesia

by Aqila Salsabila
08/09/2025
0
128

KUTARAJAPOST - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan mendukung gerakan Tani Merdeka Indonesia. Organisasi ini lahir dari semangat kerakyatan dan perjuangan...

Don Muzakir Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia (baju putih) sedang menggelar konferensi pers di Jakarta pada Minggu 31 Agustus 2025.

Dukung Presiden Prabowo, Tani Merdeka Indonesia Imbau Warga Hindari Tindakan Anarkis

by Aqila Salsabila
31/08/2025
0
129

KUTARAJAPOST - Tani Merdeka Indonesia menyerukan persatuan nasional. Organisasi ini menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum...

Next Post
Yayasan Geutanyoe Gelar FGD Isu Kemanusiaan dalam RPJM Aceh: Dorong Rekomendasi Kebijakan dari Koalisi CSO

Yayasan Geutanyoe Gelar FGD Isu Kemanusiaan dalam RPJM Aceh: Dorong Rekomendasi Kebijakan dari Koalisi CSO

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recommended

Polda Aceh Gagalkan Penyelundupan 20 Kg Sabu dari Malaysia

Polda Aceh Gagalkan Penyelundupan 20 Kg Sabu dari Malaysia

2 tahun ago
118
aceh serambi mekkah

Aceh Dikenal dengan Sebutan Daerah Serambi Mekkah

8 bulan ago
117

Popular Newsside

  • Pembukaan-Rekrutmen-SDM-Berpengalaman-Special-Hire-dan-Tenaga-Kerja-PKWT-Bank-Indonesia-2024-2025

    Lowongan Rekrutmen Bank Indonesia 2024: Special Hire dan PKWT Terbaru

    2174 shares
    Share 870 Tweet 544
  • Test Post for WordPress

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Test Post for WordPress

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Daftar Smelter Nikel di Indonesia

    103 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Meski Timnas Indonesia U 17 Menang dari Kuwait, Netizen Tetap Kritik

    53 shares
    Share 21 Tweet 13

Connect with us

ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Iklan di Kutarajapost
  • Peraturan Media Siber
  • Karir
  • Hubungi Kami
Hubungi Kami: +62 813-604602696

© 2022 Kutarapost - Portal Berita ini dibawah management PT. Kutaraja Pos Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aceh
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Fashion
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
  • Pilkada Aceh 2024

© 2022 Kutarapost - Portal Berita ini dibawah management PT. Kutaraja Pos Multimedia.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.