KUTARAJAPOST – Reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto membuka ruang baru bagi kebijakan ekonomi, terutama setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan penempatan dana Rp200 triliun ke perbankan. Kebijakan ini diharapkan memberi napas segar bagi sektor pertanian.
Tani Merdeka Indonesia, organisasi yang menghimpun petani dari berbagai daerah, menyebutkan langkah ini harus dipastikan benar-benar sampai ke desa.
Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir menilai stimulus tidak boleh berhenti pada angka, tetapi diterjemahkan menjadi akses kredit yang murah dan mudah bagi petani.
“Kebijakan Pak Menteri Keuangan yang baru ini adalah sebuah langkah awal yang brilliant dan harus diterjemahkan dengan baik oleh para direksi di bank Himbara. Aliran dana sebesar Rp200 triliun ke perbankan, khususnya BUMN, diharapkan dapat segera ditransformasikan menjadi kredit atau pembiayaan untuk sektor riil. Sektor pertanian, mulai dari hulu hingga hilir, petani, koperasi, hingga industri pengolahan hasil pertanian, harus menjadi prioritas utama penyaluran dana ini,” ujar Don Muzakir, pada Senin, 15 September 2025.
Ia menekankan bahwa petani masih menghadapi hambatan besar dalam memperoleh modal. Tanpa akses pembiayaan, modernisasi pertanian sulit terwujud.
Di sisi lain, reshuffle kabinet dinilai memberi sinyal politik yang kuat. Perubahan di posisi Menteri Keuangan dianggap sebagai upaya mempercepat distribusi stimulus, sekaligus memastikan program pangan dan pertanian yang dicanangkan pemerintah berjalan efektif.
Sementara itu Ketua Bidang Pengembangan Organisasi Tani Merdeka Indonesia, Aiman Adnan, menyebutkan komitmen petani tidak hanya sebatas dukungan politik, tetapi juga dorongan agar kebijakan benar-benar berpihak pada lapangan.
“Kami sebagai organisasi tani berdedikasi untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan petani Indonesia, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan sektor pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Dan hal ini selaras dengan visi Presiden Prabowo terkait Asta Cita,” kata Aiman.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan dana Rp200 triliun yang selama ini mengendap di Bank Indonesia akan dipindahkan ke sistem perbankan. Uang itu ditempatkan di rekening pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kredit.[]