Kutarajapost – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Ayu Candra Febiola Nazuar, meminta segenap Pokja I PKK di Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kuta Raja, Kota Banda Aceh, agar gencar melakukan pola asuh yang baik bagi anak, terutama edukasi berkaitan dengan tindakan yang bernuansa seksual, agar moral dasar mereka dapat berkembang secara optimal.
Lantaran Ayu menilai, angka kekerasan seksual terhadap anak di Aceh semakin meningkat dan menjadi momok bagi orangtua, di mana hal demikian itu akan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan moral anak ketika mereka dewasa.
Hal itu disampaikan oleh wanita yang akrab disapa Ayu Marzuki itu dalam kegiatan simulasi Pola Asuh Anak di Era Digital
(PAAREDI) di Gampong Peulanggahan. Ikut hadir juga pada acara tersebut, TP PKK Kota Banda Aceh, Ketua TP PKK Gampong Peulanggahan dan unsur pokja I, di balai wanita gampong, Rabu (2/8/2023).
“Saya cukup terkejut, saat mengetahui anak-anak usia kelas enam SD itu sudah mengerti hal tersebut secara vulgar,” kata Ayu.
Sebab itu, menjadi penting bagi orang tua dan orang terdekat untuk membekali anak-anak mereka tentang pendidikan kehormatan, guna mencegah anak menjadi objek pelecehan seksual, yang harus dimulai dengan memberikan edukasi pada anak oleh kedua orang tua di rumah.
“Kebanyakan anak-anak banyak tahu bukan dari orang tua namun dari pergaulan. Maka itu harus kita persiapkan masa puber anak. Jangan sampai anak lebih tahu (seks edukasi) dari pergaulannya atau orang lain lantaran tidak ada bimbingan lebih lanjut,” ujarnya.
Ayu menerangkan, hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memperkenalkan bagian tubuh pada anak sedari dini. Hal ini bertujuan untuk mengajari anak apa arti dan fungsi sebenarnya dari bagian tubuh, terutama organ reproduksi yang dimiliki anak dan bagian-bagian mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Kemudian, orang tua juga bisa melakukan pendekatan secara agama, dengan memperingatkan anak untuk senantiasa menutup aurat, dan memperdalam ibadah dengan pengetahuan agama. Lebih lanjut, terang Ayu, dalam proses pendidikan kehormatan pada ada anak ini, kedua orang tua harus terlibat penuh baik ayah maupun ibu.
Selain itu, kedua orang tua juga perlu membentuk komunikasi yang hangat dengan anak, dengan bertujuan agar anak mempercayai orang tua dan lebih terbuka terhadap apa saja yang dilaluinya. Sebagai contoh, ibu maupun ayah dapat mengantar atau menjemput anak ke sekolah setiap harinya.