KUTARAJAPOST.COM – Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) di Aceh sudah menanam sebanyak 13.677 pohon produktif.
“Pohon-pohon ini ditanam di lahan wakaf yang masih kosong, masjid, dayah, halaman madrasah, kantor dan KUA (Kantor Urusan Agama),” demikian kata Azhari, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Aceh, pada Jumat, 27 Desember 2024.
Penanaman pohon ini, kata Azhari, selain dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) ke-73 Kemenag yang akan diperingati 3 Januari 2025 mendatang, juga untuk menjadikan lahan-lahan wakaf milik masyarakat lebih produktif.
Kemenag Aceh sudah mulai program penanaman pohon ini sejak 21 Januari 2024 lalu, saat peluncuran wakaf berjangka waktu dan penanaman 2 ribu batang pohon kopi di lahan milik Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, seluas satu hektar.
Sejak itu, Azhari terus mengkampanyekan penanaman pohon produktif di lahan wakaf milik masyarakat sekaligus penghijauan area kantor milik Kemenag dan madrasah-madrasah di Aceh.
“Sampai saat ini sudah ditanam 13.677 batang pohon, yang berasal dari wakaf ASN di Kanwil Kemenag dan seluruh kantor Kemenag kabupaten dan kota di Aceh,” ujar Azhari.
Azhari sebenarnya menargetkan 20 ribu pohon produktif selesai ditanam di tanah wakaf pada tahun 2024 ini. Target ini dikalkulasi dari jumlah ASN Kemenag di 23 kabupaten dan kota yang ada di Aceh.
“Kita ada 18 ribu lebih (pegawai), PNS dan PPPK. Anggaplah, satu orang satu pohon, bisa jadi orang-orang bisa mewakafkan sampai lima pohon. Atau satu kabupaten seribu pohon, yang kecil bisa jadi 500. Kita di Aceh ada 23 (kabupaten),” ucapnya.
Azhari optimis bahwa target 20 ribu pohon ini akan tercapai di awal tahun 2025.
“Karena kesibukan akhir tahun dan persiapan memperingati HAB ke-79, penanaman pohon mungkin akan dilakukan setelah 3 Januari nanti. Yang pasti tidak berhenti di angka 20 ribu,” katanya.
Kemenag Aceh berkomitmen akan terus bergerak dalam memproduktifkan tanah wakaf yang terbengkalai. “Kegiatan ini terus kita dorong untuk memberdayakan wakaf di Aceh,” kata Azhari.
Program penanaman pohon tersebut akan memberikan manfaat yang besar bagi umat di kemudian hari. Ini sesuai dengan Astacita Presiden-Wakil presiden, Prabowo-Gibran.
“Mungkin ini yang bisa kita lakukan. Sedikit, tapi banyak manfaat untuk umat,” katanya lagi.
Azhari berharap, program penanaman pohon ini terus berlanjut. “Pemberdayaan tanah wakaf menjadi salah satu fokus Kemenag Aceh, sehingga tanah-tanah wakaf tidak terbengkalai, lahan-lahan kosong bisa produktif dan menghasilkan, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi dan kemaslahatan umat,” kata Azhari.
Oleh karenanya, penanaman pohon disesuaikan dengan kondisi daerah. “Kalau di Aceh Tengah dan Bener Meriah misalnya alpukat, kopi, jeruk. Di Sabang ditanam kelapa dan cengkeh, dan sebagainya,” ucap Azhari.
Program ini sudah berjalan di semua daerah, seperti halnya, Kemenag Aceh Singkil yang telah menanam 1.100 batang sawit di lahan wakaf di Gampong Sebatang. Kemudian, Aceh Tengah telah menanam 2 ribu batang kopi di Kala Wih Ilang. Di Bireuen ditanam 2 ribu lebih rambutan, mangga, dan kelapa.
“Di Aceh Tenggara kita tanami kakao. Di daerah pesisir seperti Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar dan lain-lain ditanami kelapa,” katanya.
Ia menuturkan, dari 23 kabupaten dan kota di Aceh, Kemenag sudah menanam lebih dari 20 jenis pohon, di antaranya, kelapa, sawit, mangga, jambu, jeruk, kelengkeng, pisang, rambutan, kakao, aren, durian, manggis, sawo, kurma, jeruk nipis, langsat, kopi, terong belanda, alpukat, lengkong, sirsak, cengkeh dan jengkol.[]