Kutarajapost-Banda Aceh, Yayasan Geutanyoe bersama Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pengarusutamaan Isu Kemanusiaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh”. Kegiatan ini bertujuan menggali perspektif kolektif dan mendorong hadirnya kebijakan pembangunan yang berpihak pada kelompok rentan di Aceh, seperti pengungsi, perempuan, anak-anak, dan masyarakat terdampak krisis.
Diskusi yang berlangsung di Banda Aceh pada tanggal 1 Juli 2025 ini dibuka oleh Surya Ramli, Koordinator Program Yayasan Geutanyoe yang juga akrab disapa Brosur. Dalam sambutannya, menegaskan pentingnya ruang partisipatif dalam proses perencanaan pembangunan:
“FGD ini adalah bentuk nyata partisipasi masyarakat sipil dalam memastikan isu-isu kemanusiaan tidak diabaikan dalam perencanaan pembangunan daerah. Kita ingin memastikan RPJM Aceh berpihak dan responsif terhadap kondisi nyata di lapangan.”
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 8 CSO yang tergabung dalam Koalisi, yaitu:
- Yayasan Geutanyoe
- Flower Aceh
- JRS
- Forum PRB Aceh
- Aceh Women Peace Foundation
- Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia
- Forum LSM Aceh
- Yayasan Pulih Aceh
Diskusi menghasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan (policy brief) yang dirumuskan secara kolaboratif dan berbasis data lapangan. Rekomendasi ini akan disusun dalam dokumen resmi dan diserahkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh sebagai masukan dari Koalisi CSO untuk integrasi isu kemanusiaan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan.
Kegiatan ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga kemanusiaan dalam menghadapi kompleksitas tantangan sosial di Aceh. Yayasan Geutanyoe berkomitmen untuk terus memperkuat dialog dan sinergi kebijakan demi perlindungan dan keadilan bagi seluruh warga, tanpa diskriminasi. [AN]