Suka Makmue, – Bupati Nagan Raya, TR Keumangan (TRK), meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) segera melengkapi dan menyampaikan data lengkap terkait dampak banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Nagan Raya.
Permintaan tersebut disampaikan TRK saat memimpin Rapat Koordinasi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi yang berlangsung di Aula Kantor Bupati, Kompleks Perkantoran Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, pada Senin (8/12/2025).
Bupati menegaskan bahwa data yang telah dihimpun akan segera diteruskan kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat sebagai dasar untuk menentukan langkah penanganan lanjutan dan pemulihan pascabencana.
“Saya harap hari ini semua SKPK terkait segera menyampaikan laporan lengkap dampak banjir. Data tersebut akan langsung kita kirimkan ke Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat,” tegas TRK.
TRK juga memberikan apresiasi kepada unsur Forkopimda Nagan Raya yang telah bekerja sama dalam penanganan darurat bencana bagi masyarakat terdampak.
“Terima kasih kepada unsur Forkopimda yang sejauh ini telah bahu-membahu membantu pemkab. Namun penanganan banjir ini belum selesai. Koordinasi seperti ini sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan,” ujarnya.
Ia juga meminta Sekretaris Daerah untuk mempercepat proses pengumpulan data dari seluruh SKPK.
“Tolong segera minta data dari SKPK terkait. Paling lambat hari ini agar dapat segera dilaporkan,” tambah TRK.
Banjir bandang melanda empat kecamatan, yakni Darul Makmur, Tripa Makmur, Tadu Raya, dan Beutong Ateuh Banggalang.
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan 85 persen rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan berat, termasuk jembatan penghubung Nagan Raya–Aceh Tengah yang putus total.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Nagan Raya, Zulkifli, menjelaskan bahwa berdasarkan data sementara, banjir bandang yang terjadi telah berdampak pada empat kecamatan dan 27 gampong. Bencana ini memengaruhi 8.325 kepala keluarga atau 25.608 jiwa, dengan tiga orang dilaporkan hilang dan satu orang meninggal dunia. Selain itu, sebanyak 2.412 kepala keluarga atau 8.059 jiwa terpaksa mengungsi dan kini tersebar di 29 titik pengungsian.
Banjir juga menyebabkan kerusakan signifikan pada berbagai fasilitas umum. Tercatat 29 kantor, tiga tempat ibadah, 12 dayah, 46 sekolah, serta empat fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi. Infrastruktur wilayah juga terdampak, ditandai dengan tujuh titik jalan rusak dan tiga jembatan yang putus.
Kerugian harta benda masyarakat tak kalah besar. Sedikitnya 1.807 unit rumah, 1.815 ekor ternak, 36 hektare sawah, dan 10 hektare lahan pertanian rusak atau hanyut. Lebih jauh, kerusakan meluas hingga mencakup 1.975 hektare kebun serta 2.639 hektare tambak milik warga.
Zulkifli menegaskan bahwa proses pendataan masih terus dilakukan dan angka-angka tersebut berpotensi bertambah seiring laporan tambahan dari kecamatan maupun SKPK terkait.





























