KUTARAJAPOST.COM – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, menekankan pentingnya kolaborasi antara kurikulum yang unggul dan pendidik yang kompeten untuk mewujudkan sekolah ideal di Aceh.
Pesan ini disampaikan dalam acara sosialisasi bertajuk “Sekolah yang Kita Cita-Citakan” di Aula Dinas Pendidikan Aceh pada Rabu, 30 Oktober 2024. Kegiatan tersebut dihadiri oleh pejabat eselon III, Koordinator Pengawas (Korwas), serta staf Dinas Pendidikan Aceh sebagai Penjab satuan pendidikan di 23 kabupaten/kota se-Aceh.
Dalam acara ini, Marthunis menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah menyamakan persepsi tentang sekolah ideal sehingga terwujud pada intervensi yang sinergis dan berdampak pada akreditasi sekolah dan kualitas peserta didik.
“Sekolah yang kita cita-citakan adalah tempat yang inklusif dan inovatif, yang mengembangkan potensi individu dan mengintegrasikan nilai lokal serta pendidikan global. Dengan pendekatan ini, sekolah dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membangun generasi penerus yang berkualitas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Marthunis menekankan bahwa keberhasilan pendidikan terletak pada keselarasan visi semua pihak. “Jika pengelolaan sekolah dilakukan dengan baik, hasilnya akan terlihat dari kualitas siswa,” ungkapnya.
Ia juga mengajak peserta untuk memahami tantangan yang dihadapi sekolah, guru, dan siswa di lapangan.
Marthunis merencanakan observasi ke sekolah-sekolah unggulan untuk mempelajari praktik terbaik. “Tujuan kita bukan untuk menilai atau menghukum, tapi membantu sekolah dalam menghadapi kesulitan. Dengan berbagi pengalaman, kita dapat menemukan solusi efektif demi peningkatan mutu pendidikan di Aceh,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.
Drs M Akbari AR, Koordinator Pengawas Provinsi Aceh, turut menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, pertemuan ini menjadi langkah bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh.
“Kita perlu memastikan lulusan SMA siap bersaing di perguruan tinggi, sementara lulusan SMK dapat langsung terjun ke dunia kerja atau berwirausaha,” ujarnya.
Akbari menegaskan pentingnya peran pengawas dalam memantau efektivitas proses belajar mengajar, didukung oleh sarana pembelajaran yang optimal. Kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seluruh warga sekolah.
Selain itu, pengawas di masing-masing wilayah kerja akan melakukan evaluasi berkala, memberikan pendampingan kepada guru dalam penerapan kurikulum, serta mengadakan pelatihan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi pendidik.
“Dengan pendekatan ini, setiap sekolah di Aceh diharapkan mampu mencapai standar pendidikan yang ditetapkan dan memberikan hasil optimal bagi siswa,” pungkasnya.
Akbari juga menyebutkan bahwa tim pengawas akan mempresentasikan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, sehingga lulusan sekolah di Aceh dapat memenuhi harapan masyarakat serta kebutuhan dunia kerja.[]