Banda Aceh – Setelah sepekan penuh semangat dan kebersamaan, ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut resmi ditutup. Meski perayaan olahraga ini diwarnai dengan berbagai prestasi dan momen bahagia, banyak atlet yang merasakan kesedihan mendalam saat harus meninggalkan tanah Aceh.
Slogan “Peumulia Jame” yang berarti “memuliakan tamu” menjadi simbol kebanggaan masyarakat Aceh. Sepanjang penyelenggaraan PON, para atlet merasakan hangatnya sambutan dan dukungan dari warga lokal. Namun, saat perpisahan tiba, air mata pun tak terelakkan.
Rangkuman Perasaan Atlet dan kontingen di Media Sosial
Para atlet mulai membagikan perasaan mereka di berbagai platform media sosial. Banyak dari mereka mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Aceh yang telah menyambut mereka dengan tangan terbuka. Beberapa postingan yang menonjol antara lain:
- AtletBolaBasket: “Terima kasih Aceh, kalian membuat kami merasa seperti di rumah. Perpisahan ini sangat berat, tetapi kenangan indah akan selalu tersimpan di hati.”
- AtletRenang: “Peumulia Jame bukan hanya slogan, tetapi nyata. Kami akan merindukan senyummu, Aceh. Sampai bertemu di lain kesempatan!”
- Atlet Bola: “Menang atau kalah, kami selalu merasa menjadi juara di sini. Aceh, kami akan merindukan setiap detik yang kami habiskan di tanahmu.”
- wahyu aulia “Kota yang paling damai yang pernah saya kunjungi, tidak tau dengan alasan apa lagi bisa balik ke kota ini.
Terimakasih aceh, saya pamit??#ponacehsumut2024 #bandaaceh #atletdayung“ - PJ Gubernur Papua Pegunungan “Aceh Bukan Orang Lain Bagi Orang Papua”
- Saudara Papua “Aceh itu daerah paling aman. kemana mana saya lewati rumahnya tidak ada yang berpagar untuk melindungi rumah.karena aceh sudah aman
- Apresiasi dari Kontingen “Tidak ada kehilangan tidak adan standar kehilangan.saya sudah kehilangan barang disaat orang sangat ramai dan dapat kembali barang saya.kita harus belajar dari aceh pak”
- video ini juga rangkuman beberapa atlet yang berkomentar terhadap aceh. klik disini
Perasaan sedih ini terlihat jelas, dan tak jarang para atlet membagikan foto-foto momen berharga selama kompetisi. Dari pertandingan yang penuh adrenalin hingga interaksi hangat dengan masyarakat lokal, semua menjadi kenangan tak terlupakan.
PON Aceh-Sumut bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga jembatan yang menghubungkan hati dan budaya. Masyarakat Aceh telah menunjukkan kepada dunia bagaimana menyambut tamu dengan kasih sayang. Kini, saat para atlet meninggalkan Aceh, mereka membawa pulang lebih dari sekadar medali; mereka membawa cinta dan kenangan yang akan selalu dikenang.
Selamat tinggal, Aceh. Peumulia Jame akan selalu hidup dalam setiap hati yang pernah merasakannya.