KUTARAJAPOST.COM – Guru Besar Filsafat Islam Prof Dr Syamsul Rijal menyoroti tantangan menjalani Ramadan di era digital dalam diskusi Ngabuburit Filsafat Islam, Jumat 7 Maret 2025.
Menurutnya, Ramadan bukan sekadar ibadah individu, tetapi juga ajang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian sosial.
“Ramadan harus menjadi momentum refleksi dan perubahan diri, bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga,” ujarnya.
Namun, ia menilai era digital membawa tantangan tersendiri, terutama dengan maraknya media sosial yang sering memicu gaya hidup konsumtif dan materialistis.
“Di bulan Ramadan, godaan konsumsi semakin besar dengan promosi belanja online dan tren berbuka mewah. Ini bisa mengalihkan esensi ibadah,” katanya.
Ia pun mengajak umat Islam untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi, menjaga keseimbangan antara spiritualitas dan kebutuhan duniawi.
“Kita perlu menjadikan Ramadan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesadaran sosial dan membangun komunitas yang lebih kuat,” pungkasnya.[]