Koordinator Medis Kontingen Jawa Barat, dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN-TM(K), mengungkapkan bahwa tim medis dan psikolog bekerja sama erat untuk menjaga kesehatan fisik dan mental para atlet PON XXI. Tim psikologi yang terdiri dari 30 orang—dengan 15 di Sumatera Utara dan 15 di Aceh—berperan penting mendampingi hampir semua cabang olahraga. “Kami memberikan perlakuan yang membuat para atlet merasa tenang dan siap secara fisik,” ujar Trias dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis.
Trias juga menyoroti bahwa banyak atlet PON merupakan kaum muda yang minim pengalaman dan berpotensi menghadapi tekanan emosional saat bersaing dengan tim dari provinsi lain. Oleh karena itu, dukungan fisik dan mental dari tim medis dan psikolog menjadi sangat penting untuk menjaga performa mereka.
Untuk menunjang kebutuhan medis, Kontingen Jawa Barat telah mendirikan medical center di venue PON XXI di Sumut dan Aceh, yang dilengkapi peralatan modern seperti krioterapi, super inductive system, recovery pump, dan ultrasonografi. Selain itu, fisioterapis dan masseur hadir di hampir setiap cabang olahraga, dengan dokter spesialis siap memberikan pertolongan pertama jika terjadi cedera.
Dalam hal nutrisi, Trias menjelaskan bahwa kebutuhan gizi para atlet telah dipetakan dengan cermat sebelum mereka tiba di Aceh dan Sumut. “Kami melakukan penyesuaian terhadap menu yang disediakan tuan rumah, bahkan beberapa cabang olahraga membawa juru masak sendiri untuk memastikan kebutuhan gizi atlet terpenuhi dengan baik,” katanya.