KUTARAJAPOST.COM – Nikel adalah logam penting dalam industri, terutama untuk stainless steel dan baterai kendaraan listrik. Harga nikel terus berfluktuasi karena berbagai faktor. Artikel ini membahas tren harga terbaru, penyebab pergerakannya, dan prediksi ke depan.
Tren Harga Nikel hingga Awal Februari 2025
Pada Januari 2025, harga nikel mengalami fluktuasi. Data dari Trading Economics menunjukkan harga nikel pada 2 Januari 2025 mencapai titik terendah dalam empat tahun, yaitu $15.000 per metrik ton. Namun, harga mulai naik secara bertahap. Pada 6 Februari 2025, harga tercatat $15.800 per metrik ton, naik 1,58% dari hari sebelumnya.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menetapkan harga acuan nikel sebesar $15.660 per dry metric ton (dmt) untuk Januari 2025. Harga ini turun 1,02% dibandingkan Desember 2024 yang mencapai $15.822 per dmt.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Nikel
Beberapa faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga nikel adalah:
- Produksi dan Pasokan Global
Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar, mengurangi kuota penambangan dari 270 juta ton (2024) menjadi 150 juta ton (2025). Langkah ini bertujuan menstabilkan harga global. - Permintaan Industri
Permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik menurun. Produsen baterai di Tiongkok mulai beralih ke teknologi tanpa nikel. - Kebijakan Pemerintah
Regulasi ekspor dan produksi dari negara-negara produsen utama, seperti Indonesia, sangat berpengaruh pada harga global.
Prediksi Harga Nikel ke Depan
Analis memperkirakan harga nikel akan pulih setelah penurunan awal 2025. Pengurangan produksi di Indonesia dan peningkatan permintaan kendaraan listrik bisa mendorong harga naik.
Kesimpulan
Harga nikel hingga awal Februari 2025 menunjukkan fluktuasi dengan tren penurunan awal tahun. Namun, prediksi menunjukkan potensi kenaikan seiring pengurangan pasokan dan meningkatnya permintaan. Pemantauan harga sangat penting bagi pelaku industri dan investor.