Bank Indonesia mencatat perlambatan kredit UMKM
Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus melambat. Pada Agustus 2024, kredit perbankan kepada UMKM mencapai Rp1.379 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4,3 persen (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan ini turun dari 5,1 persen pada bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan Juni, yang mencatat kenaikan 5,6 persen. Tren penurunan ini telah berlangsung sejak awal tahun. Pada Januari, kredit UMKM tumbuh 8,9 persen yoy dan sempat naik menjadi 9,4 persen pada Februari sebelum terus menurun.
Hambatan di kredit UMKM
Hermawati Setyorinny, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri), menjelaskan bahwa sosialisasi yang kurang efektif dan prosedur yang rumit memperlambat penyaluran kredit. Banyak UMKM masih belum memahami persyaratan, terutama untuk program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Pelaku UMKM sering ragu mengikuti KUR karena syarat Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Sosialisasi tentang cara lolos SLIK atau SIKP masih kurang dipahami dengan baik oleh pelaku usaha,” ungkap Hermawati.
OJK mencari solusi untuk memperbaiki kredit UMKM
Friderica Widyasari Dewi, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, menyatakan bahwa OJK sedang membahas langkah untuk memperbaiki penyaluran kredit UMKM. “Kami berupaya agar target kredit UMKM tercapai dengan solusi yang tepat,” kata Friderica.