KUTARAJAPOST.COM – Laga sengit antara Indonesia dan Bahrain yang berlangsung tadi malam berubah menjadi pusat perhatian bukan hanya karena aksi di lapangan, tetapi karena serangkaian keputusan kontroversial dari wasit Ahmed Al-Kaf. Banyak pihak, termasuk pelatih Shin Tae-yong, menuding wasit bertindak tidak adil dan berpihak pada Bahrain, yang akhirnya memenangkan pertandingan dengan cara yang dinilai penuh kecurangan.
Sejak awal laga, keputusan wasit kerap dipertanyakan. Setiap kali pemain Bahrain terkena kontak, meskipun minim, wasit langsung memberikan pelanggaran. Sebaliknya, pelanggaran keras terhadap pemain Indonesia sering kali diabaikan, memancing frustrasi para pemain dan penonton.
Puncak kontroversi terjadi saat pertandingan melewati waktu tambahan yang tidak masuk akal. Meskipun wasit memberikan waktu tambahan enam menit, pertandingan terus berlanjut hingga menit ke-100+, memicu kecurigaan adanya upaya untuk memberikan keuntungan bagi Bahrain. Ini diperparah dengan gol kedua Bahrain yang dinilai mencurigakan karena tidak dilakukan pengecekan VAR sama sekali, dan seketika setelah gol tersebut, Al-Kaf langsung meniup peluit akhir.
Sebaliknya, ketika Ragnar Oratmangoen mencetak gol untuk Indonesia, pengecekan VAR memakan waktu hingga tiga menit, menambah ketidakpuasan atas ketidakadilan wasit. Keputusan ini menimbulkan spekulasi bahwa Al-Kaf secara aktif memihak Bahrain, membuat suasana di lapangan semakin panas.
Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong, dengan tegas menyuarakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit. “Bila AFC ingin semakin maju, maka kepemimpinan wasit harus diperbaiki. Saya rasa semua orang memahami kenapa para pemain kami kesal,” ujar STY, menyiratkan bahwa AFC perlu bertindak tegas terhadap wasit yang dianggap mengganggu integritas kompetisi.
Kekecewaan terhadap wasit Ahmed Al-Kaf bukan hanya dirasakan oleh tim Indonesia, tetapi juga oleh para penggemar yang menyaksikan laga tersebut. Mereka menuntut investigasi lebih lanjut terhadap insiden ini dan meminta AFC untuk mengambil langkah tegas agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.