Ia mengatakan bahwa industri sawit sangat penting untuk menambah devisa negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sudaryono, yang akrab dipanggil Mas Dar, menekankan bahwa produktivitas sawit harus ditingkatkan hingga mencapai 17 ton per hektare.
“Kita harus bisa mencapai 17 ton per hektare, mendekati Malaysia yang mencapai 18 ton per hektare,” ujarnya saat menghadiri pengukuhan pengurus Apkasindo 2024 di Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga sawit sebagai komoditas strategis yang mendukung ekonomi dan kesejahteraan petani. Saat ini, sawit Indonesia menguasai 60 persen pasar dunia.
Sudaryono menyoroti pentingnya hilirisasi, termasuk pengembangan biodiesel B50 untuk mengurangi ketergantungan pada impor biosolar.
“Dengan pengembangan hilirisasi sawit, kita bisa memenuhi kebutuhan biodiesel B50 dan mengurangi 100 persen impor biosolar,” tambahnya.
Ia juga mengusulkan agar kebun sawit ditumpangsarikan dengan tanaman padi gogo untuk mendukung ketahanan pangan. Targetnya adalah penanaman 500 ribu hektar padi gogo di lahan perkebunan sawit di seluruh Indonesia.
Dewan Pembina Apkasindo, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengingatkan pengurus baru untuk menjembatani kepentingan petani dan berpartisipasi dalam dialog dengan masyarakat dan pemerintah.
Ia menekankan pentingnya sikap kritis Apkasindo dalam membela hak-hak petani sawit.
Sementara itu, Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang menjaga harga minyak sawit mentah (CPO) agar menguntungkan petani.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah telah memenuhi sebagian kebutuhan petani sawit dengan menyediakan pupuk dan program replanting yang masif. “Alhamdulillah, urusan pupuk dan replanting sudah selesai. Kami berterima kasih kepada pemerintah,” jelasnya.[]