Di ajang PON 2024, Radhwah Raihanah yang berusia 14 tahun menjadi sorotan setelah berhasil meraih medali perunggu di cabang angkat berat nomor 52 kilogram putri. Siswi kelas dua SMP ini mencatatkan total angkatan 370 kilogram, menjadikannya atlet termuda yang berprestasi untuk Aceh.
Ini bukan medali pertamanya; sebelumnya, Radhwah telah meraih medali emas dalam nomor yang sama pada Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2022 di Pidie, saat usianya baru 12 tahun.
Lahir pada 9 Juni 2010 di Pekanbaru, Riau, Radhwah terinspirasi untuk terjun ke dunia angkat berat setelah melihat prestasi kakaknya, Cherli, yang juga merupakan atlet angkat berat kelas 62 kilogram. “Awalnya, saya tertarik karena melihat kakak saya bisa pergi ke mana-mana dan meraih pencapaian yang baik. Saya ingin mengikuti jejaknya untuk menjadi atlet angkat berat,” jelas Radhwah.
Perjuangan Melawan Rasa Minder
Ketika pertama kali bergabung dengan tim angkat berat Aceh di PORA 2022, Radhwah sempat merasa minder dan kurang percaya diri karena harus bersaing dengan atlet yang sudah berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Namun, dukungan dari keluarga dan pelatihnya membangkitkan semangatnya untuk meraih medali emas.
Setelah meraih kesuksesan di PORA, Radhwah sempat berpikir untuk mundur dari dunia angkat berat karena tidak ada pertandingan yang diikutinya selama dua tahun, membuatnya merasa bosan hanya berlatih setiap hari. Namun, dorongan dari orang tua dan kakaknya membantunya untuk tetap bertahan.
Kesabaran dan kerja kerasnya akhirnya terbayar. Di awal tahun 2024, Radhwah dipanggil oleh pelatih tim angkat berat Aceh untuk mempersiapkan diri menghadapi PON XXI.
Selama lomba, Radhwah tidak terfokus pada jumlah total angkatan yang dicapai. “Pelatih saya menyarankan untuk tidak terlalu memikirkan capaian, karena itu bisa menjadi beban. Fokus saja pada pengangkatan, berapapun yang didapat, itu adalah yang terbaik,” ungkapnya.
Pada PON 2024, pelatih menargetkan Radhwah untuk membawa pulang medali, minimal perak atau perunggu, dan berharap bisa meraih emas. Namun, persaingan di kelas 52 kilogram putri sangat ketat, karena ia harus menghadapi beberapa atlet berprestasi dari PON Jawa Barat dan PON Papua.