• Redaksi
  • Iklan di Kutarajapost
  • Peraturan Media Siber
  • Karir
  • Hubungi Kami
Minggu, Mei 18, 2025
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
YOUTUBE
Kutarajapost - Berita Aceh dan Nasional
  • Home
  • Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Barat Daya
    • Aceh Jaya
    • Aceh Selatan
    • Aceh Singkil
    • Banda Aceh
    • Subulussalam
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • PILKADA ACEH 2024Trending
  • Home
  • Aceh
    • Aceh Barat
    • Aceh Barat Daya
    • Aceh Jaya
    • Aceh Selatan
    • Aceh Singkil
    • Banda Aceh
    • Subulussalam
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • PILKADA ACEH 2024Trending
No Result
View All Result
Kutarajapost - Berita Aceh dan Nasional
No Result
View All Result
Home Opini

Memahami Dampak Tidak Merata dari Transformasi Digital

Memahami Dampak Tidak Merata dari Transformasi Digital

husna by husna
10/10/2024
in Opini, Sosial Kemanusian, Teknologi
Reading Time: 4 mins read
84 6
0
Memahami Dampak Tidak Merata dari Transformasi Digital
120
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

By Maria Monica Wihardja, Visiting Fellow at the ISEAS-Yusof Ishak Institute and an Adjunct Assistant Professor at the National University of Singapore

Bertemu dengan seorang teman lama dari SMA, Naomi (bukan nama sebenarnya), di Tokyo, membawa saya pada perjalanan nostalgia saat kami mengenang masa lalu dan membayangkan masa depan. Naomi berbagi rencananya untuk membuka sebuah kafe bersama suaminya, namun kemudian ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang masa depannya sebagai penerjemah profesional. AI semakin akurat dalam menerjemahkan bahasa, dan pekerjaan yang diwariskan ibunya hampir kehilangan relevansinya.

BacaJuga

UMMAH Perluas Jaringan Global lewat KKN Internasional di Malaysia

Cara Mudah Membuka Blokir M-Banking BCA Tanpa Harus ke Bank

Cerita Naomi bukanlah hal yang unik. Dari penerjemah hingga petugas pusat panggilan, dari pekerja pabrik hingga kasir, banyak pekerjaan yang mulai menghilang. Meskipun perubahan ini tidak terjadi secara tiba-tiba, itu merupakan pergeseran bertahap, seperti yang dijelaskan oleh Daniel Susskind dalam bukunya A World Without Work. Momen penting terjadi ketika AlphaGo, program komputer permainan Go yang dikembangkan oleh DeepMind, mengalahkan pemain Go terbaik dunia pada 2016, yang menandakan lompatan besar dalam kemampuan AI.

Kita masih jauh dari mencapai Kecerdasan Buatan Umum (Artificial General Intelligence), teknologi yang meniru cara kerja otak manusia. Namun, algoritma pembelajaran mesin saat ini—yang berasal dari karya matematis cendekiawan abad ke-9 Abdallah Muhammad ibn Mūsā Al-Khwārizmī—sudah mampu melakukan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan mirip manusia.

Kekhawatiran tentang kemajuan teknologi yang menggusur pekerja bukanlah hal baru. Jika kuda bisa memprotes mesin pembakaran, mereka pasti melakukannya. Ketika mesin jahit ditemukan pada tahun 1831 oleh seorang penjahit Prancis, sekelompok penjahit yang marah hampir membunuhnya karena takut kehilangan pekerjaan. Hal serupa terjadi ketika petugas lampu di New York melakukan mogok pada April 1907, saat mereka menyadari bahwa bola lampu ciptaan Thomas Edison akan menggantikan profesi mereka yang sudah ada selama 500 tahun.

Paralel Sejarah Kecemasan Teknologi

Pertanyaan tentang apakah kecemasan atas penggantian pekerjaan oleh AI beralasan masih terbuka. Sebagian besar teknologi—dari mesin pembakaran hingga mesin jahit dan listrik—selalu menciptakan pemenang dan pecundang, terlepas dari dampak bersihnya terhadap pekerjaan dan produktivitas yang positif atau negatif.

Bahkan di negara maju seperti Jepang, para profesional berketerampilan tinggi seperti penerjemah mungkin kesulitan mengikuti tuntutan teknologi baru. Tantangan ini lebih nyata di negara berkembang dengan tingkat modal manusia yang lebih rendah, seperti banyak negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara.

Meskipun adopsi AI masih dalam tahap awal di negara-negara berpenghasilan menengah Asia Tenggara, transformasi digital dan investasi digital sejak awal 2000-an hingga akhir 2010-an telah berdampak beragam pada berbagai jenis pekerja.

Studi Kasus Indonesia: Dampak Transformasi Digital pada Tenaga Kerja

Sebuah studi kebijakan menggunakan Indonesia sebagai studi kasus menunjukkan bahwa pekerja dengan keunggulan—seperti keterampilan yang lebih tinggi dan pendidikan yang lebih baik—lebih diuntungkan dari transformasi dan investasi digital dibandingkan pekerja dengan keterampilan rendah dan menengah serta tingkat pendidikan yang lebih rendah. Namun, bahkan pekerja berketerampilan tinggi bisa terkena dampak negatif dalam beberapa kasus.

Studi yang sama juga menemukan bahwa konsentrasi pasar mungkin beroperasi secara berbeda dalam ekonomi jaringan dibandingkan dengan ekonomi tradisional dalam hal dampaknya terhadap upah dan pekerjaan, yang memerlukan pendekatan berbeda terhadap kebijakan persaingan di industri jaringan.

Saluran Dampak

Studi ini mengidentifikasi tiga saluran utama di mana transformasi digital dan investasi di sektor digital memengaruhi pekerja:

  1. Perubahan teknologi yang bias keterampilan: Mengacu pada peningkatan premi keterampilan—kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil—karena transformasi digital meningkatkan produktivitas pekerja berpendidikan tinggi lebih dari pekerja berpendidikan rendah.
  2. Perubahan teknologi yang bias rutinitas: Fenomena ini sering disebut sebagai polarisasi pekerjaan atau “pengosongan” pekerjaan berketerampilan menengah, yang secara tidak proporsional memengaruhi pekerja yang melakukan tugas-tugas rutin, meninggalkan pekerja berketerampilan menengah sebagai yang paling terdampak.
  3. Investasi intensif keterampilan: Jenis investasi ini menguntungkan pekerja dengan keterampilan khusus atau umum yang diminati, memperbesar keuntungan bagi pekerja yang sudah terampil.

Studi ini menyoroti risiko memperburuk ketidaksetaraan yang sudah ada saat teknologi digital menjadi lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan lebih maju, yang dapat meninggalkan sebagian orang tertinggal—tantangan yang mungkin tidak unik bagi Indonesia. Meskipun ada risiko ini, liberalisasi investasi digital sering kali menjadi kebijakan yang pro-kompetitif dan pro-pekerjaan di banyak negara berkembang. Transformasi digital dapat membantu negara-negara ini melewati beberapa tahapan pembangunan jika langkah-langkah dan pengamanan yang tepat diterapkan.

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa di negara-negara yang berada pada tahap awal industrialisasi dan tingkat otomatisasi yang lebih rendah, peningkatan lapangan kerja dari pertumbuhan produktivitas yang didorong oleh transformasi digital—termasuk teknologi yang melengkapi tenaga kerja dan bahkan otomatisasi—dapat mengimbangi hilangnya pekerjaan dari penggusuran, yang menghasilkan peningkatan bersih dalam lapangan kerja.

Oleh karena itu, kebijakan pemerintah sebaiknya tidak menghambat investasi atau inovasi di sektor digital yang baru berkembang. Sebaliknya, seperti yang ditekankan oleh studi ini, negara-negara berkembang di Asia Tenggara dapat belajar dari Indonesia dengan fokus pada kebijakan pelengkap untuk mengurangi risiko transformasi digital (lihat Tabel di bawah ini).

Kebijakan Pelengkap untuk Memastikan Transformasi Digital Inklusif di Indonesia

Kebijakan Tindakan
Pendidikan, termasuk pelatihan teknis dan kejuruan Meningkatkan hasil pendidikan (tingkat partisipasi dan kualitas) serta memfasilitasi pembelajaran seumur hidup.
Kebijakan pasar tenaga kerja aktif Terus meninjau dan menyesuaikan kebijakan pasar tenaga kerja, termasuk kebijakan perlindungan pekerja, agar sesuai dengan dinamika pekerjaan dan model bisnis yang berubah.
Infrastruktur internet Meningkatkan akses dan kualitas internet, serta mengurangi biaya internet untuk memfasilitasi pembelajaran digital.
Perdagangan dan investasi Menurunkan hambatan impor peralatan penting dan tenaga ahli, serta melonggarkan pembatasan FDI (investasi langsung asing) di sektor digital.
Persaingan (terutama di industri jaringan) Menggunakan kerangka ekonomi yang ada (misalnya, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, ASEAN Digital Economy Framework Agreement, Digital Markets Act Uni Eropa) untuk membahas kebijakan persaingan di sektor digital.

ASEAN = Association of Southeast Asian Nations, FDI = foreign direct investment, EU = European Union.

Source: Wihardja et al (2024)

Share19Tweet12

Berita Lainnya

Bireuen – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) pada tahun ini bukan sekadar program pengabdian masyarakat lintas negara, tetapi menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengalami lompatan besar dalam pembelajaran personal dan akademik. Dengan tujuan utama Malaysia, UMMAH memberangkatkan sembilan mahasiswa terbaik untuk mengikuti program KKN Internasional selama hampir satu bulan, dari 1 hingga 28 Mei 2025.

UMMAH Perluas Jaringan Global lewat KKN Internasional di Malaysia

by husna
30/04/2025
0
178

Bireuen – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) pada tahun ini bukan...

Cara Mudah Membuka Blokir M-Banking BCA Tanpa Harus ke Bank

Cara Mudah Membuka Blokir M-Banking BCA Tanpa Harus ke Bank

by Ulia Harisa
30/01/2025
0
124

Di era digital yang serba cepat, kemudahan bertransaksi via mobile banking (M-Banking) BCA menjadi kebutuhan primer. Namun, bagaimana jika tiba-tiba...

Fungsi Microsoft PowerPoint: Manfaat Utama dan Cara Menggunakannya

Fungsi Microsoft PowerPoint: Manfaat Utama dan Cara Menggunakannya

by Ulia Harisa
30/01/2025
0
118

Microsoft PowerPoint telah menjadi alat presentasi yang sangat penting bagi banyak orang. Dengan berbagai fitur unggulan, PowerPoint membantu menyampaikan ide...

Cara Menyimpan File di Microsoft Word

Cara Menyimpan File di Microsoft Word dengan Mudah dan Cepat

by Ulia Harisa
30/01/2025
0
117

Microsoft Word adalah salah satu aplikasi pengolah kata paling populer di dunia. Menyimpan file dengan benar sangat penting agar dokumen...

Next Post
Tenaga Kontrak Gelisah, Pemerintah Aceh Desak Revisi Rekrutmen PPPK ke MenPAN-RB

Tenaga Kontrak Gelisah, Pemerintah Aceh Desak Revisi Rekrutmen PPPK ke MenPAN-RB

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recommended

Juru Bicara Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf dan Fadhlullah, Teuku Kamaruzzaman atau Ampon Man

Jelang Akhir Masa Jabatan, Pj Gubernur Safrizal Diminta Hormati Transisi Kekuasaan

4 bulan ago
115
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan pelaksanaan program kampung budidaya

Tingkatkan Produksi,  KKP Perkenalkan Teknologi Pengeringan Rumput Laut 

6 bulan ago
115

Popular Newsside

  • Pembukaan-Rekrutmen-SDM-Berpengalaman-Special-Hire-dan-Tenaga-Kerja-PKWT-Bank-Indonesia-2024-2025

    Lowongan Rekrutmen Bank Indonesia 2024: Special Hire dan PKWT Terbaru

    762 shares
    Share 305 Tweet 191
  • 5 Unsur Utama dalam Sebuah Komik

    50 shares
    Share 19 Tweet 12
  • 1.077 Calon PPPK Tahap II Jalani Ujian Kompetensi

    56 shares
    Share 22 Tweet 14
  • Mudahkan Pelayanan, Kemenag Luncurkan Hajj Command Center dan Satu Haji

    56 shares
    Share 22 Tweet 14
  • UMMAH Perluas Jaringan Global lewat KKN Internasional di Malaysia

    75 shares
    Share 28 Tweet 18

Connect with us

ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Iklan di Kutarajapost
  • Peraturan Media Siber
  • Karir
  • Hubungi Kami
Hubungi Kami: +62 813-604602696

© 2022 Kutarapost - Portal Berita ini dibawah management PT. Kutaraja Pos Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aceh
  • Nasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Fashion
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
  • Pilkada Aceh 2024

© 2022 Kutarapost - Portal Berita ini dibawah management PT. Kutaraja Pos Multimedia.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.