KUTARAJAPOST – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan tudingan tajam. Kali ini, ia menuduh mantan Presiden Barack Obama terlibat dalam upaya menggagalkan pencalonannya pada Pemilu 2016. Ia menyebut Obama melakukan pengkhianatan.
“Dia bersalah. Ini pengkhianatan,” kata Trump di Gedung Putih, Selasa, 22 Juli 2025.
Tuduhan ini muncul setelah Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, menyampaikan bahwa beberapa pejabat pemerintahan Obama diduga terlibat dalam skenario untuk mengaitkan Trump dengan campur tangan Rusia.
Gabbard bahkan mengancam akan membawa kasus ini ke Departemen Kehakiman. Ia menyebutkan ada “konspirasi tingkat tinggi” dalam intelijen AS, dan sudah mulai membuka sejumlah dokumen rahasia.
Trump mengklaim bahwa lawan politiknya mencoba mencurangi hasil Pilpres 2016.
“Mereka berusaha mencuri pemilu, mengganggu proses demokrasi. Ini lebih buruk dari apa pun yang terjadi di negara lain,” ujar Trump.
Namun, kubu Partai Demokrat langsung membantah tuduhan itu. Mereka menyebut Trump sedang membangun narasi palsu menjelang Pilpres 2028.
“Tuduhan ini sangat tidak masuk akal. Ini hanya manuver politik untuk mengalihkan isu,” kata juru bicara Barack Obama.
Laporan intelijen AS tahun 2017 memang menyebut Rusia berupaya mempengaruhi pemilu lewat media sosial dan peretasan. Namun, tidak ditemukan bukti bahwa hasil pemilu berubah akibat intervensi itu.
Meski begitu, Trump tetap menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “rekayasa politik”.[]