Sebuah startup bioteknologi dari Silicon Valley, Amerika Serikat, sedang mengembangkan teknologi rekayasa genetika yang revolusioner untuk menghasilkan bayi yang bebas penyakit keturunan dan lebih cerdas. Perusahaan yang diberi nama Preventive ini menargetkan pengeditan genetik pada embrio manusia sebelum kelahiran.

Profil Startup Preventive
Startup ini didirikan pada awal tahun 2025 oleh Lucas Harrington, seorang ilmuwan yang meraih gelar doktor di bawah bimbingan Jennifer Doudna (pemenang Nobel dan pelopor teknologi CRISPR). Preventive telah mengumpulkan dana sebesar 30 juta dolar AS (sekitar Rp480 miliar) untuk mendanai penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa genetika yang ambisius.
Dukungan dan Pendanaan
Perusahaan ini didukung oleh beberapa tokoh teknologi ternama, termasuk CEO OpenAI Sam Altman dan pendiri Coinbase Brian Armstrong. Berbasis di San Francisco, Preventive beroperasi sebagai perusahaan korporasi dengan manfaat publik, mencari keseimbangan antara keuntungan finansial dan manfaat sosial.
Pendekatan yang Lebih Aman
Preventive fokus pada penelitian pra-klinis untuk memastikan pengeditan genetik pada embrio manusia dilakukan secara aman dan transparan sebelum diterapkan secara nyata dalam kehamilan. Pendekatan ini berbeda dari eksperimen kontroversial yang dilakukan oleh ilmuwan Tiongkok He Jiankui pada tahun 2018, yang menghasilkan bayi hasil rekayasa genetika pertama di dunia dan akhirnya dipenjara karena melanggar etika medis.
Regulasi dan Strategi Lokasi
Karena regulasi federal AS yang ketat yang melarang FDA meninjau uji klinis yang melibatkan embrio manusia yang dimodifikasi secara genetik, Preventive sedang mempertimbangkan untuk melakukan penelitiannya secara internasional. Uni Emirat Arab menjadi salah satu lokasi potensial karena regulasi penelitian embrio yang lebih longgar.
Tujuan Medis dan Etika
Perusahaan menyatakan bahwa misi mereka adalah mengakhiri penyakit keturunan dengan mengedit gen pada embrio manusia sebelum kelahiran. Tujuan mereka termasuk mencegah penyakit genetik serius seperti fibrosis kistik dan anemia sel sabit. Namun, pendekatan ini juga memicu perdebatan etika tentang praktik eugenia modern dan apakah umat manusia siap untuk era “bayi desainer”.
Tantangan dan Harapan
Meskipun ada potensi besar untuk mencegah penyakit keturunan, pendekatan ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang batas-batas etika dalam rekayasa genetika manusia. Preventive berupaya untuk menghadirkan pendekatan yang lebih hati-hati dan terbuka dibandingkan dengan eksperimen Tiongkok sebelumnya, dengan keterlibatan para penasihat dalam bidang genetika dan reproduksi medis.
Artikel ini membahas perkembangan terbaru dalam teknologi biomedis dan implikasi etikanya terhadap masa depan kesehatan manusia.
Sumber: Teknologi.id | Topik: Bioteknologi, Rekayasa Genetika, Kesehatan
























